Riset: Energi Terbarukan Belum Mampu Goyang Dominasi Bahan Bakar Fosil

Happy Fajrian
27 Juni 2023, 16:13
energi terbarukan, bahan bakar fosil
ANTARA FOTO/Arnas Padda/nym.
Foto udara kincir angin Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Tolo di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Sabtu (27/5/2023).

Laporan Statistical Review of World Energy menunjukkan bahwa energi terbarukan masih belum mampu menggeser dominasi bahan bakar fosil meski mencatatkan pertumbuhan kapasitas yang luar biasa sepanjang 2022.

Hingga akhir 2022 energi fosil masih berkontribusi terhadap 82% pasokan energi global. Adapun permintaan energi global tahun lalu naik sebesar 1% di tengah gejolak pasar energi dunia pasca-invasi Rusia ke Ukraina yang mengerek harga gas dan batu bara ke rekor tertingginya di Eropa dan Asia.

"Keunggulan produk minyak, gas, dan batu bara dalam memenuhi sebagian besar permintaan energi semakin kuat pada 2022 meskipun kapasitas energi terbarukan mencatatka peningkatan terbesar berkat pertumbuhan tenaga angin dan surya," tulis laporan tersebut, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (27/6).

Kapasitas energi terbarukan global, tidak termasuk pembangkit listrik tenaga air, tercatat tumbuh 14% sepanjang 2022. Energi surya dan angin mencatatkan rekor peningkatan kapasitas sebesar 266 gigawatt (GW).

Presiden Energy Institute yang berbasis di Inggris tersebut, Juliet Davenport, mengatakan bahwa dengan masih kuatnya dominasi energi fosil, pertumbuhan kapasitas energi terbarukan yang kuat tahun lalu tidak mempu menekan emisi gas rumah kaca di sektor energi global.

"Meskipun pertumbuhan angin dan matahari semakin kuat di sektor pembangkitan listrik, emisi gas rumah kaca terkait energi global secara keseluruhan meningkat lagi. Kita masih menuju ke arah yang berlawanan dengan yang diisyaratkan oleh Perjanjian Paris," ujar Davenport.

Laporan tahunan ini diterbitkan pertama kali oleh Energy Institute bersama dengan konsultan KPMG dan Kearny setelah mereka mengambil alih dari BP yang telah menulis laporan tersebut sejak tahun 1950-an.

Para ilmuwan mengatakan dunia perlu mengurangi emisi gas rumah kaca sekitar 43% pada tahun 2030 dari tingkat 2019 untuk memiliki harapan memenuhi tujuan Perjanjian Paris internasional untuk menjaga pemanasan jauh di bawah 2 derajat Celsius di atas tingkat pra-industri.

Berikut adalah beberapa temuan dari laporan Statistical Review of World Energy:

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...